Pepaya (Carica papaya L.) sebenarnya berasal dari Mexico. Beruntunglah kita yang tinggal di negara tropis. Pepaya dapat tumbuh subur dan mudah ditemukan di mana-mana. Buah, getah, biji, dan daunnya mengandung papain, enzim yang membantu kita mencerna protein. Ekstrak papain sudah digunakan sebagai bahan suplemen enzim pencernaan dan sebagai bahan dalam beberapa jenis permen karet. Enzim ini lebih banyak ditemukan pada pepaya mentah.
Sebagai kudapan, buah ini bisa dinikmati dengan berbagai cara. Daging buah pepaya muda dapat ditumis atau dijadikan rujak. Daging buah masak dimakan segar atau sebagai koktil buah. Daunnya bisa dimakan sebagai lalapan (setelah dilayukan dengan air panas), atau untuk pembungkus buntil. Daun dan bunganya juga dapat ditumis. Daun pepaya juga sering dipakai untuk membungkus daging agar cepat lunak.
Biji pepaya, di luar dugaan, juga bermanfaat, karena itu jangan membuangnya. Biji hitam dengan selaput bening ini memiliki nutrisi penting dengan khasiat sebagai berikut:
Antibakteri, yang efektif melawan bakteri E. coli, Salmonella, dan infeksi Staphylococcus.
Menjaga kesehatan ginjal. Ekstrak biji pepaya mampu melindungi ginjal dari racun yang memicu problem gagal ginjal.
Membunuh parasit dalam pencernaan. Sudah ditemukan bukti bahwa biji pepaya mampu memberantas parasit dalam pencernaa. Dalam sebuah studi terhadap anak-anak Nigeria yang mengidap parasit dalam pencernaan, 76,6 persennya dinyatakan bebas parasit setelah tujuh hari mengonsumsi biji pepaya.
Membersihkan hati dari racun-racun. Dalam pengobatan China, satu sendok teh biji pepaya dapat membantu mendetoksifikasi hati (liver). Oleh karena itu biji pepaya sering direkomendasikan dokter-dokter naturopati untuk perawatan cirrhosis liver (pengerasan hati).
Untuk menikmati biji pepaya, makan langsung bijinya atau dikeringkan lalu dihaluskan. Atau, campur 1/4 cangkir biji pepaya dengan satu sendok makan madu.
0 komentar:
Posting Komentar